Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2011

{ Cerpen} seindah janji sahabat

Farin bersenandung kecil melangkahkan kakinya menuju SMAN 1 Jakarta tempat ia bersekolah. Sesampainya di sekolah ia segera menghampiri Riska teman karibnya yang sedang duduk di kelas,mereka saling menyapa. Kelas masih sepi,baru ada beberapa murid yang sudah datang. Farin duduk di samping Riska kemudian mengeluarkan boneka horta dari tasnya dan diberikannya boneka itu pada Riska. “ Ayahku pulang dari Bogor kemarin,dia bawain boneka horta buat aku dan buat kamu juga.” Kata Farin sambil memberikan boneka horta pada Riska. “ Wah,Ayahmu baik banget Rin. Bilangin makasih yah sama Om Darmawan.” Kata Riska sambil menimang-nimang boneka rumput berbentuk sapi yang bisa tumbuh rumput di bagian atas tubuhnya jika disirami dengan air itu. Keduanya terus mengobrol tentang boneka horta,bagaimana cara memainkannya,mereka bertaruh siapa diantara mereka yang mampu membuat bonekanya tumbuh rumput setinggi mungkin. Sedangkan Andri yang sedang duduk di samping bangku mereka memas

ini tentang mimpi dan perjuangan meraihnya

tahun lalu adalah perjuanganku meraih mimpi agar bisa meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi awal tahun 2010 : aku mencari info-info beasiswa darimana saja ya sekiranya mampu membantuku meraih impian agar bisa kuliah tanpa membebani orangtuaku yang sudah belasan tahun membiayai hidup dan sekolahku pertengahan tahun, sambil belajar untuk UAN aku mendaftar kesana kemari,mengikuti semua prosedur yang harus dijalani. setelah UAN berlalu,selain harap-harap cemas menunggu pengumuman kelulusan,aku juga menanti pengumuman beasiswa yang kuikuti. MEski targetku sejak awal adalah Paramadina Fellowship ayng memberikan beasiswa penuh pada penerimanya dimana gak hanya uang kuliah yang ditanggung,tapi juga living cost dan uang buku setiap semester.tapi aku mencoba mendaftar ke yang lain juga seperti BEasiswa DEPAg dan bidik misi,serta mengajukan permohonan beasiswa ke mesir.tapi semua hasilnya nihil. harapan terakhir hanyalah Paramadina Fellowship da

{ Puisi }aku ingin pulang

mak… aku ingin pulang aku ingin kembali ke dalam hangat pelukanmu harum aroma tubuhmu sejuknya kasih sayangmu disini terlalu gersang batinku kering kerontang aku ingin memelukmu sekali lagi… aku ingin pulang meski aku tau takkan ada pesta penyambutan takkan ada ucapan selamat datang ataupun seyuman yang riang aku hanya ingin pulang melepaskan kepenatan batin akan hiruk pikuk kehidupan metropolitan aku ingin pulang kembali ke pangkuan ibunda tersayang aku ingin pulang menikmati keindahan kampung halaman tempat aku dilahirkan aku hanya ingin pulang menumpahkan semua beban kehidupan dalam dekapan malam di desa yang tenang tanpa bising kendaraan ataupun asap knalpot yang menyesakkan pernafasan aku hanya ingin pulang…. itu saja.

{Fiksimini} I Have My Own Choice

“ Dina , kamu masih belum menentukan pilihan juga ? “ tanya ibuku. “ Dina sudah menentukan pilihan Dina, Bu. Tapi ibu sama bapak yang tak menyetujuinya. “ ucapku. “ Bukan tak menyetujui, Nak. Tapi kamu kan tahu sendiri kan keadaan Bapak dan Ibu seperti apa, ibu harap kamu bisa mengerti. “ Aku menghela napas panjang, pembicaraan seperti ini sudah seringkali terjadi. Padahal baru sebulan aku lulus dari SMA , tapi aku sudah harus di hadapkan pada pilihan yang menentukan masa depanku. Birani,temen sekelasku sudah terbang ke Arab Saudi seminggu yang lalu untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarganya. Aku tak habis pikir dengan keputusannya, buat apa ia sekolah sampai SMA kalau hanya untuk jadi TKW? Indah, teman mengajiku di mushola waktu kami kecil, minggu depan akan menikah dengan pacarnya. Padahal ia masih seusia denganku, baru 18 tahun. Tapi ia telah memilih untuk mengabdikan dirinya pada seorang lelaki yang disebut suami, di usianya yang masih muda. Yah , bagi gadis

{ Fiksimini } Apa aku salah?

Gamang kaki kinan melangkah menuju ruang sekretariat Buletin, entah kenapa perasaannya tak enak. Sesampainya disana ia mendapati tatapan ketua Buletin Fandy, yang tak ramah dan juga Nina sekertaris Mading yang menatap sinis terhadapnya. “ Ini dia si penghianat dateng,” kata Nina ketus. Kinan mengeryitkan kening. “ Kinan, kenapa kamu nampangin tulisan kamu yang dimuat di majalah KIR di mading kita? Mau promosi tulisan kamu atau promosi ekskul lain?“ tanya Nina. “ Udah, Nin. Biarin aja. Dia ini emang ular berkepala dua, disana menjilat disini juga menjilat,”sahut Fandy. “ Fan, Nin, aku gak pernah bermaksud promosiin ekskul lain di mading kita. Aku cuma berpikir tulisanku yang dimuat di majalah KIR bagus buat info di mading kita,” Kinan berusaha menjelaskan. “ Tapi seharusnya kamu tahu bahwa mading kita hanya untuk info anak-anak Buletin dan kegiatan sekolah, bukannya nampilin majalah KIR di mading. Ternyata kamu emang cuma setengah hati ya disini, kamu mau memb

{ Fiksimini } Mak, Aku Ingin Sekolah

“ Mak , aku ingin sekolah . “ Ucapku . Emak hanya diam sambil terus menumbuk padi . “ Masalahnya , bapakmu itu pengennya kamu jadi TKW . Cari duit yang banyak , buat benerin rumah kita yang udah mau rubuh ini . “ “ Tapi Minah mau sekolah , Mak . Bukan mau jadi TKW , Minah pengen cari ilmu bukan cari duit . “ “ Adik – adikmu itu masih banyak Minah , duit darimana buat nyekolahin kamu ?” Aku diam tertunduk , Emak menghela napas panjang , Emak berhenti sejenak menumbuk padi . “ Ngomong sendiri sana sama bapakmu . “ Ucapnya kemudian . ### Tuhan , aku hanya ingin sekolah . Apakah cita – citaku itu terlalu tinggi ? Bapakku memang hanya buruh tani , dan ibuku Cuma seorang ibu rumah tangga yang buta huruf . sejak aku kecil mereka menginginkan aku menjadi TKW agar bisa mengangkat derajat keluarga dengan membangun rumah besar , memakai keramik warna – warni , seperti anak tetangga . Dan sekarang aku sudah lulus SMP , teman –temanku sudah banyak yang terbang ke luar negeri

cangkir yang cantik

suatu hari sepsang kakek dan nenek mengunjungi toko porselen. Dan mereka terkagum kagum melihat sebuah cangkir yang cantik terpajang di etalase toko . ” cangkir ini cantik sekali . ” Kata Si nenek. “kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah kulihat. ” kata si kakek menimpali Tiba tiba cangkir itu hidup dan berbicara pada mereka. ” Terima kasih , tapi kalian harus mengetahui bahwa sebelumnya aku hanyalah seonggok tanah liat yang tak berharga. Kemudian seorang ahli tembikar mengambilku,ia meletakkan aku pada sebuah meja berputar, kemudian memukul-mukul badanku. aku berteriak ‘ tolong hentikan, aku sudah tidak kuat’ tapi si ahli tembikar menjawab: ‘ tidak, masih belum’ . kemudian dia melemparku ke dalam perapian, hingga aku merasa kepanasan. ’stop!stop!tolong hentikan!’ teriakku.’belum’kata si perajin itu lagi . kemudian ia mengangkatku dari perapian,dan membiarkan aku sampai dingin . aku pikir penderitaanku sudah selesai,namun ia kembali menyerahkanku pada

{ Cermin} tarian kunang-kunang

“ Fay , lihat! Kunang-kunangnya udah muncul!” pekikmu ketika senja telah tenggelam di kaki bukit Kau menarik tanganku dan mengajakku menari bersama kunang – kunang , tertawa menikmati keindahan senja bersama para kunang – kunang Namun tiba – tiba tawamu terhenti , dan tarianmu pun berhenti . “ Ada apa Mia? “ Tanyaku heran . “ Fay , mamaku bilang besok aku akan dikirim ke pesantren untuk meneruskan sekolah disana . “ Ucapmu dengan raut sendu Aku terkejut dan tak percaya mendengar ucapanmu . “ Jadi kamu akan pergi Mia? Lalu siapa yang akan menemaniku melihat kunang – kunang kalau kamu gak ada ? “ Airmataku berderai . Kamu diam tak menjawab , hanya isak tangismu yang mampu menyampaikan apa yang kau rasakan dalam hatimu sekarang . Kunang – kunang menjadi saksi , malam itu menjadi malam terakhir kita melihat kunang – kunang bersama . Kau dan aku bertangisan , disaksikan ribuan kunang – kunang yang meredup cahayanya seolah tahu mendung di hati kita berdua . *** Mia , masi

{ Puisi } Insan Yang Indah

Insan yang Indah Tutur katamu indah Penuh budi bahasa Pribadimu indah Bagai bintang yang tak terjamah Parasmu indah Meski tak seindah purnama Namun, Dirimu jauh lebih indah daripada itu Kamu lebih indah Dari semua gambaran yang kumiliki Dan kamu jauh lebih indah Dari semua angan indahku tentangmu Mengapa Allah menciptakanmu begitu indah di mataku? Mungkinkah karena ia telah menganugerahkan  sebuah perasaan yang indah di hatiku untukmu? Tapi aku tahu Keindahanmu bukan milikku Aku hanya bisa mengagumi pancaran keindahanmu Dan hanya dengan itu Aku mampu melanjutkan hidupku…

{ Puisi } Kenangan Masa Kecil

kau tahu saat matahari masih malu - malu menampakkan diri aku sudah menyeret kakiku ini menyusuri jalanan yang dulu kujelajahi ketika aku masih belum mengerti apa arti sesungguhnya hidup ini sungai Tambak Limpas yang kecoklatan memancarkan aura memercikkan bayangan kenangan masa kecilku berlarian di tebing sungai ombak yang besar kadang membawaku ke arus yang dalam ah , betapa indah mengingat itu semua gundukan tanah di tengah sungai yang sering kami sebut pulau kecil bermain diantara tanaman kangkung dan ubi menggoda ibu - ibu yang sedang mencuci di tepian sungai ah , sungguh indah lintasan sejarah masa kanak - kanak andai aku boleh memilih aku ingin terus menjadi anak kecil tak perlu menjadi dewasa bila hanya menjadi penghancur dunia aku tak ingin menjadi dewasa bila hanya untuk menabung dosa child,bergembiralah dengan duniamu karena kesucian jiwamu belum ternoda oleh racun dunia dan aku disini akan memandangmu dengan teduh seolah memandang diriku sendiri