cangkir yang cantik

suatu hari sepsang kakek dan nenek mengunjungi toko porselen. Dan mereka terkagum kagum melihat sebuah cangkir yang cantik terpajang di etalase toko .
” cangkir ini cantik sekali . ” Kata Si nenek.
“kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah kulihat. ” kata si kakek menimpali
Tiba tiba cangkir itu hidup dan berbicara pada mereka.
” Terima kasih , tapi kalian harus mengetahui bahwa sebelumnya aku hanyalah seonggok tanah liat yang tak berharga. Kemudian seorang ahli tembikar mengambilku,ia meletakkan aku pada sebuah meja berputar, kemudian memukul-mukul badanku. aku berteriak ‘ tolong hentikan, aku sudah tidak kuat’ tapi si ahli tembikar menjawab: ‘ tidak, masih belum’ . kemudian dia melemparku ke dalam perapian, hingga aku merasa kepanasan. ’stop!stop!tolong hentikan!’ teriakku.’belum’kata si perajin itu lagi . kemudian ia mengangkatku dari perapian,dan membiarkan aku sampai dingin . aku pikir penderitaanku sudah selesai,namun ia kembali menyerahkanku pada seorang wanita. Wanita itu mulai mewarnaiku dengan cat yang baunya sungguh memualkan. ’stop!stop!’ aku berteriak. Wanita Itu berkata ‘belum’ . lalu ia memberikanku pada seorang pria yang kembali memasukkanku kedalam api, kali ini lebih panas dari sebelumnya.’tolong,hentikan penyiksaan ini.’teriakku sambil menangis. namun mereka tak menghiraukan teriakanku. mereka terus membakarku,kemudian setelah puas menyiksaku kini mereka membiarkanku hingga dingin. setelah benar-benar dingin,seorang wanita cantik mengambilku dan menempatkan aku di dekat kaca. Aku melihat diriku,aku hampir tak percaya. kini di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang sangat cantik.semua penderitaan yang kualami selama ini seketika sirna begitu aku melihat betapa cantiknya diriku.”
renungan:
seperti inilah Tuhan membentuk kita,penuh kesakitan,penderitaan dan airmata. tapi inlah satu2nya cara DIa untuk membentuk dan mengubah kita agar menjadi cantik dan memancarkan keindahan di hadapanNya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW CERPEN “ SALAWAT DEDAUNAN “

Review Film Hamari Adhuri Kahani

Quote dari Buku Sang Alkemis Paulo Coelho