Meraih Mimpi dengan Jiwa Pemberani

Mencintai diri sendiri Percayalah, itu susah terlebih jika terbiasa merasa tak dicintai oleh orang-orang terdekat yang seharusnya mengajarimu cinta itu sendiri Aku sering jatuh cinta, lebih sering lagi mencintai tapi dicintai.... jarang sekali Setiap kali mencinta aku tidak pernah setengah hati sebab itulah aku selalu patah hati Aku mencintai keluargaku dengan segenap hati namun aku seringkali merasa, bahwa mereka tak menerimaku apa adanya itulah patah hatiku yang pertama Aku menyayangi semua temanku sepenuh hati namun mereka menghianati hingga aku kembali patah hati kemudian aku mencoba mencintai lelaki dan mereka tak pernah memberikan hati meski sepercik kasih di setiap tempat di setiap waktu selalu saja ada orang yang membuatku tak bersyukur menjadi diri sendiri selalu ada saja orang yang membuatku tak bisa mencintai diri sendiri Aku lelah sungguh lelah segala pencapaian hidup terasa sia-sia ketika tak ada seorangpun yang mampu menghargainya

Sekarang jam 03.13, saya gak bisa tidur karena jam 7 tadi tidur dan baru bangun jam 21.30 (Siapa juga yang nanya). Anyway, karena beberapa hari ini kerjaanku adalah nonton film. Dan masih punya waktu bebas 2 hari sebelum sibuk ama kerjaan. Saya merasa butuh untuk menulis review film ini. Untuk mengaktifkan kembali saraf imajinasi yang terlanjur mati gegara skripsi (halah). Awalnya saya pikir ini film tentang romansa biasa, tentang dua orang lajang yang merajut cinta dengan segala intrik yang menyertainya. Didukung dengan sountrack dari Arijit Singh yang mendayu-dayu, sayapun penasaran untuk menonton filmnya, karena kadung jatuh cinta duluan sama lagunya. Sinopsisnya, film ini bercerita tentang kisah Vaudha, ibu satu anak yang bekerja sebagai tukang bunga di hotel. Ketemu Aarav, seorang miliarder yang punya 108 hotel. Aaarav melihat Vaudha seperti sosok ibunya, karena mengalami nasib yang sama. Ditinggal pergi oleh suami yang tak bertanggung jawab, dan harus berjuang sendirian mem