Flash Fiction-Pisah

" Aku ingin kita berpisah!" kataku tegas.
" Aku kan sudah meminta maaf, aku benar-benar menyesal. Aku janji takkan mengulanginya." kau memelas, seperti biasanya. Tapi kali ini aku takkan luluh lagi.
" Tidak, aku sudah putuskan. Aku tak mau lagi bersama denganmu."
Braakk!!! kau menggebrak meja, tampak amarah menyala di matamu. Kukepalkan tangan untuk menguatkan diriku. AKu takkan takut padamu.
" Kau fikir kau siapa? Berani mengusirku dari hidupmu? kamu lupa? Takkan ada lagi yang mau mencintaimu selain aku!" dia mengulang kalimat menyakitkan itu, yang membuatku enggan melepaskan dia meski dengan segudang kelakuan buruknya.
Kutantang tatapan matanya, bibirku bergetar.
" Kau salah! kau bukan satu-satunya yang mencintaiku." aku bertahan dalam berdiriku yang hampir limbung. Aku tak boleh lagi tumbang di hadapanmu.
" Siapa?" tanyamu mengejek.
" Diriku sendiri!"kataku lantang.
Kau mencibir, lalu melengos pergi. Kuhela napas panjang, akhirnya aku terlepas dari kungkungan monster itu. Kau yang mengaku mencintaiku selalu hadiahkan lebam di wajahku, kemudian menangis menyesali namun terus kau ulangi. Neraka yang kau beri takkan pernah ku jamah lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW CERPEN “ SALAWAT DEDAUNAN “

Review Film Hamari Adhuri Kahani

Quote dari Buku Sang Alkemis Paulo Coelho