jami'ah al qolam,pengajian anti pemurtadan


Aku tidak tahu tulisan ini melanggar unsur SARA atau tidak,aku hanya ingin berbagi pengalamanku pada hari sabtu 8 januari 2010 lalu.
Ceritanya bermula ketika aku mengikuti diskusi INSIST di Gedung GIP Pasar Minggu dengan tema filsafat,usai diskusi aku mengobrol dengan teman-teman yang hadir mengikuti diskusi tersebut. Niatku  ingin menghadiri seminar pendidikan internasional batal karena tempat acaranya yang terlalu jauh dan akupun takut tersesat karena belum pernah kesana. Akhirnya karena sedang malas pulang aku menuruti ajakan temanku untuk mengikuti kajian kristologi(kajian tentang kekristenan) di bekasi.
Sampai disana aku mendapati beberapa orang setengah baya sedang membicarakan tentang sebuah buku yang berjudul”SBY Antek Yahudi dan Amerika” mereka menyatakan bahwa KPK bersekongkol dengan para teroris untuk cari muka pada Amerika.
Menjelang asar kajian diskusi dimulai dengan membahas tentang kitab suci dan bahwa Alqur’an sebagai kitab suci sudah tidak dapat di ragukan lagi,dan mereka juga membandingkannya dengan kitab injil yang ada banyak pertentangan di dalamnya sehingga injil tidak bisa diakui sebagai kitab suci.
Saat adzan ashar berkumandang,diskusi dihentikan sejenak untuk menunaikan shalat ashar. Usai shalat asar jama’ah yang lain mulai berdatangan dari kalangan laki-laki dan perempuan. Kebanyakan warga bekasi. Dan sesaat kemudian datanglah seorang pria setengah baya yang di panggil ustad,dengan berapi-api dia mengungkapkan berbagai praktek kristenisasi di indonesia. Salah satunya adalah dengan menikahi pria/wanita muslim untuk kemudian diajak keluar dari islam,ustad tersebut juga menunjukkan sebuah buletin dari sebuah sekolah kristen yang menurut ucapannya bahwa sekolah tersebut mensyaratkan siswanya untuk bisa mengkristenkan minimal 5 orang islam agar bisa lulus dari sekolah tersebut. Entah benar atau tidak.
Dia juga mengungkapkan bahwa praktek kristenisasi di indonesia sudah semakin canggih yaitu dengan merangkul orang-orang yang berpaham liberal. Dia mencela orang-orang yang berpaham pluralis dan islam liberal,seperti Abdul Moqsith Ghozali,Luthfie Assyaukanie,dan Nurcholish Madjid. Dia menentang habis-habisan ide tentang pluralisme agama,dan bahwa tidak ada agama yang benar selain islam. Dia juga menyatakan bahwa Paramadina dirangkul oleh antek-antek yahudi dan nonmuslim untuk ikut dalam usaha kristenisasi di Indonesia. Dikatakan bahwa Paramadina hanya memikirkan keuntungan uang sehingga mau saja bekerjasama dengan orang-orang liberal.
Saat saya menanyakan bukti-bukti dari pernyataannya tersebut,dia menunjukkan kumpulan artikel-artikel di sebuah buku yang merupakan buku yang ditulisnya sendiri(atau lebih tepatnya yang disusunnya,karena isinya sebagian besar merupakan potongan artikel-artikel tentang Abdul Moqsith Ghozali,Nurcholish Madjid,dan Luthfi Assyaukanie yang membahas tentang pluralisme agama)
Ada banyak keganjilan yang saya temui saat mengikuti diskusi tersebut,yang pertama saya di minta menyerahkan KTP untuk di fotokopi,dan sepanjang diskusi hanya Paramadina yang terus-terusan di cerca sebagai institusi yang tidak islami bahkan menjerumuskan orang-orang muslim dengan paham pluralisme agamanya. Selain itu mereka juga menjelek-jelekkan kitab injil dengan mencari-cari berbagai kesalahan yang terdapat di dalamnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW CERPEN “ SALAWAT DEDAUNAN “

Review Film Hamari Adhuri Kahani

Quote dari Buku Sang Alkemis Paulo Coelho