{Puisi} Ayah
Aku telah lupa bahwa engkau telah renta
Aku telah
lalai bahwa engkau tak lagi muda
Tatapanmu lelah dan sayu
Bibirmu berhias senyum yang membiru
Tatapanmu lelah dan sayu
Bibirmu berhias senyum yang membiru
Harusnya
sekaranglah waktunya engkau menikmati masa tuamu
Beristirahat dan bercengkrama dengan anak istrimu
Harusnya sekarang tak usah lagi engkau membanting tulangmu demi rupiah
Tapi tuntutan hidup masih memaksamu asing pada lelah
Beristirahat dan bercengkrama dengan anak istrimu
Harusnya sekarang tak usah lagi engkau membanting tulangmu demi rupiah
Tapi tuntutan hidup masih memaksamu asing pada lelah
Maafkan
aku ayah
Aku belum bisa memperkenalkanmu pada bahagia
Ampuni aku ayah
Karena belum bisa membuatmu nyenyak dalam tidur dan damai dalam jaga
Aku belum bisa memperkenalkanmu pada bahagia
Ampuni aku ayah
Karena belum bisa membuatmu nyenyak dalam tidur dan damai dalam jaga
Ayah…
Hanya untuk mendengar dan patuh saja aku tidak bisa
Hanya untuk memahami kasih sayang dalam tiap amarahmu saja
Aku masih belum mampu..
Apalagi mengambil alih bebanmu dalam keluarga
Dan sedikit membuatmu bernafas dengan lega
Hanya untuk mendengar dan patuh saja aku tidak bisa
Hanya untuk memahami kasih sayang dalam tiap amarahmu saja
Aku masih belum mampu..
Apalagi mengambil alih bebanmu dalam keluarga
Dan sedikit membuatmu bernafas dengan lega
Ayah….
Semoga dalam tiap restu ketika tangamu ku kecup
Semoga dalam tiap nafas yang ku hela ketika kuhidup
Masih ada kesempatanku untuk membalas
Kasih sayangmu
Semoga dalam tiap restu ketika tangamu ku kecup
Semoga dalam tiap nafas yang ku hela ketika kuhidup
Masih ada kesempatanku untuk membalas
Kasih sayangmu
Komentar
Posting Komentar