Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2013

CATATAN HATI MAHASISWA MENGABDI (2)

Gambar
Tentang Keluarga di Sidowayah Tanggal 24 juni sampai 14 Juli kemarin, saya berkesempatan merasakan pengalaman yang luar biasa bersama lima orang keluarga baru saya azmi, mona, ida, pupu dan galuh. Selama tiga minggu penuh kami melewati kebersamaan yang begitu indah. Suka duka banyak kami alami. Tapi lebih banyak sukanya sih. Enam karakter yang berbeda tinggal dalam satu rumah selama kurang lebih 21 hari tentunya membuahkan berbagai kejadian lucu, unik, dan menjadi kenangan yang tak tergantikan

SKENARIO HATI

Oleh: El Fietry Jamilatul Insan Aku tahu kau bukan tokoh dalam novel Yang dapat kuatur kepada siapa hatimu akan tertambat Di hadapan siapa jantungmu akan bergetar lebih kencang Dan tatapan penuh cintamu, kepada siapa akan kau alamatkan Sungguh, aku tak memiliki kuasa untuk menentukan Karena kamu, adalah tokoh nyata Skenario hidupmu ditulis oleh Tuhan Bukan aku Akhirnya, aku hanya mampu berharap Tuhan berkenan menuliskan namaku dalam skenario hidupmu Sebagai seseorang yang lebih dari sekedar teman Bukan seseorang di persimpangan hidup yang akan kau lupakan Sungguh ku berharap Hatimu bergetar karena aku Seperti hatiku yang selalu bergetar karenamu Jakarta, 17 Oktober 2013

Tuhan, Terima Kasih

Dear Allah hari ini aku tak ingin apapun dariMu aku hanya ingin berterima kasih terima kasih karena melahirkanku di keluarga yang taat kepadaMu sehingga aku bisa mengenalMu lebih cepat terima kasih karena telah memberikanku orang tua yang luar biasa yang tak pernah mengucap kata cinta,

HARGA SEBUAH KEPERAWANAN (DAN KEPERJAKAAN)

Hari sabtu 12 oktober kemarin. Aku menghadiri launching novelnya mas rama dan mbak achi yang berjudul mata kedua dan hati kedua. Selama acara itu berlangsung, aku menyadari sesuatu. Usiaku masih sangat muda. Baru dua puluh dua. Kebanyakan teman-teman penulis yang kukenal berhasil menjadi penulis-bukunya diterbitkan-setelah usia mereka lewat 25 tahun atau sudah menikah. Jadi aku tak boleh putus asa dan tak boleh buru2 ingin impian itu terwujud. Masih banyak waktu untuk berjuang. Karena ini masih proses yang belum berakhir. Malamnya, terjadi perbincangan antara aku dan teman seasramaku yang bernama winner. Saat itu aku sedang asyik membaca buku yang baru kubeli di obral buku gramedia matraman setelah menghadiri acara launching novel sorenya. Tiba-tiba dia bertanya padaku “Buaji, menurutmu keperjakaan itu penting ga?”

Makalah : HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

Gambar
jadi ceritanya, kan hari ini gue presentasi kelas kewarganegaraan mengenai Hak dan kewajiban warga negara. Ada misscom gitu antara gue dna teman sekelompok gue. kita berdua sama-sama bikin makalah dan gak dishare, lagian kalo gue sms doi lambreto banget balasnya. fiuh,,,,aku sampe begadang semalam ngerjain makalah ini dan bolos kelas jam 7 (bukan untuk ditiru *oopss) akhirnya makalah yang gue kerjain dengan susah payah ini gak jadi dipresentasiin, malah punya temen gue jadinya. yaudah daripada gondok karena makalah ini gak ada yang baca, aku posting di sini saja ini dia makalahnya

Terorisme dari sudut pandang perempuan

Gambar
Hai apa kabar? Lama nih tak mengisi blog ku dengan sesuatu yang bersifat reportase dan pemberian info. Belakangan lebih sering di isi dengan kegalauan yang terlalu bermutu. Hehehehe Oke. Hari ini aku ingin membagikan info tentang buku antologi terbaruku. Yang sudah dipersiapkan sejak lebih dari setahun yang lalu. Buku ini berjudul 101 Perempuan Berkisah. Di terbitkan oleh Women Script & Co. Awalnya dari obrolan sederhana di grup WSC, yang kemudian berlanjut menjadi diskusi serius. Mulanya ada 111 orang yang tergabung dalam proyek antologi ini. Namun jumlahnya semakin menyusut hingga akhirnya tersisa 101 yang  masih istiqomah. Buku ini memuat 3 jenis tulisan sekaligus. Ada Opini, Puisi, dan juga cerpen. Jadi gak heran kalau agak tebal dan harganya lumayan. Tema yang diusung dalam buku ini adalah tentang perempuan. All about women, from women to women. Intinya begitulah. Semua penulisnya adalah perempuan dan tentunya tema yang diangkat adalah seputar kehidupan perempua

Dialog Spiritual

Tuhan, tak apa kau menjadikanku orang tak punya tiada mengapa aku terlahir bukan dari keluarga kaya tidak mengapa aku harus bersusah payah mengejar cita-cita Tidak apa kau mengujiku dengan kekurangan harta jug

senyumnya

hari ini  aku masih melihat senyumnya oh.. sungguh melegakan padahal sehari sebelumnya aku begitu gelisah karena mengetahui berbagai masalah yang sedang menimpanya