Cak Nur dan Gus Dur dlm Pandanganku
Dear my blog
huh...
rasanya legaaa sekali kalo bisa menyajikan presentasi dengan lancar dan gak gagap di depan dosen.
padahal seminggu yang lalu aku galau tingkat dewa karena harus presentasi plus ngerjain makalah kewirausahaan. bahkan semalam gue sempat bertengkar sama elmira karena dia temen kelompok gue yang sibuk kerja sehingga gak bisa fokus ngerjain tugas huft...
dan hari ini, gue presentasi tentang Cak Nur dan Gus Dur, fiuh..gue mesti baca tuh buku2 mereka.
pertamanya gue pinjem sama si hayat, temen sekelas gue. buku APi Islam Cak Nur dan buku Tuhan Tak Perlu di Belanya Gus Dur, tapi itu tak cukup mewakili apa yang gue butuhin .
akhirnya gue pinjamlah buku di perpus.
Prisma Pemikiran Gus Dur dan Biografi Gusdur yang ditulis Greg Berton.
dari dua biografi ini aku lebih suka yang ditulis oleh Greg Barton, dia menulis dengan sangat objketif, smeua aspek dibahas. tapi biografi Cak Nur yang ditulis Ahmad Gaus AF terjebak pada fanatisme mengagungkan Cak Nur secara berlebihan sehingga hasil tulisannya hanya menuliskan kelebihan2 Cak Nur tanpa mengulas sisi kekurangannya. ini letak ketidak sukaan saya.
terlepas dari keberadaaan saya yang lahir dan tumbuh besar di lingkungan yang kental dengan NU, saya lebih cenderung ke Gus Dur. karena pemikirannya lebih membumi dibandingkan pemikiran C Nur yang terlalu melangit/ Gus Dur amat responsif dengan isu-isu kerakyatan dari masalah yang besar hingga masalah yang sepele di kalangan rakyat jelata. sedangkan Cak Nur terlalu fokus dengan kajian diskusi dan intelektual di kalangan menengah ke atas sehingga masalah-masalah sosial yang terjadi p[ada masyarakat kelas bawah luput dari perhatiannya.
oleh karenanya saya lebih cenderung ke Gus Dur karena beliau lebih peduli terhadap orang yang tertindas di kalangan yang tersisih di bandingkan Cak Nur.
bahkan untuk masalah Jilbab yang menjadi perbincangan hangat pada Dekade 80-an Gus Dur begitu responsif mengeluarkan pemikirannya bahwa fenomena pelarangan jilbab yang terjadi pada saat itu menandai lahirnya kesadaran beragama di kalangan kaum hawa untuk mengidentifikasi diri sebagai seorang muslimah sehingga memutuskan untuk memakai jilbab. sebagai jalan mengikuti syariat.
sedangkan Cak Nur lebih memilih sibuk membahas mengenai gagasan-gagasan pembaruan islam dan forum diskusi paramadina.
saya memang kuliah di paramadina, tapi gak harus kan saya juga menjadi pengagum fanatik Cak Nur?
saya tetap seorang yang merdeka secara pemikiran dan bebas memilih kepada siapa saya akan memihak.
saya pernah sacara lantang menyatakan dalam sebuah forum diskusi di kampus ini bahwa saya hanya islam tanpa embel-embel apapun. saya tak ingin terjebak dalam pengagungan secara berlebihan terhadap seseorang yang sudah meninggal. karena hal ini sudah terjadi di paramadina terhadap cak nur.
di luar semua itu, pemikiran2 cak nur ttg pembaruan islam memang patut di apresiasi, namun saya lebih memilih Gus dur karena pemikiran beliaulah yang saya rasa cocok untuk saya.
baiknya kusudahi catatan hari ini. lain waktu bisa disambung lai :D
huh...
rasanya legaaa sekali kalo bisa menyajikan presentasi dengan lancar dan gak gagap di depan dosen.
padahal seminggu yang lalu aku galau tingkat dewa karena harus presentasi plus ngerjain makalah kewirausahaan. bahkan semalam gue sempat bertengkar sama elmira karena dia temen kelompok gue yang sibuk kerja sehingga gak bisa fokus ngerjain tugas huft...
dan hari ini, gue presentasi tentang Cak Nur dan Gus Dur, fiuh..gue mesti baca tuh buku2 mereka.
pertamanya gue pinjem sama si hayat, temen sekelas gue. buku APi Islam Cak Nur dan buku Tuhan Tak Perlu di Belanya Gus Dur, tapi itu tak cukup mewakili apa yang gue butuhin .
akhirnya gue pinjamlah buku di perpus.
Prisma Pemikiran Gus Dur dan Biografi Gusdur yang ditulis Greg Berton.
dari dua biografi ini aku lebih suka yang ditulis oleh Greg Barton, dia menulis dengan sangat objketif, smeua aspek dibahas. tapi biografi Cak Nur yang ditulis Ahmad Gaus AF terjebak pada fanatisme mengagungkan Cak Nur secara berlebihan sehingga hasil tulisannya hanya menuliskan kelebihan2 Cak Nur tanpa mengulas sisi kekurangannya. ini letak ketidak sukaan saya.
terlepas dari keberadaaan saya yang lahir dan tumbuh besar di lingkungan yang kental dengan NU, saya lebih cenderung ke Gus Dur. karena pemikirannya lebih membumi dibandingkan pemikiran C Nur yang terlalu melangit/ Gus Dur amat responsif dengan isu-isu kerakyatan dari masalah yang besar hingga masalah yang sepele di kalangan rakyat jelata. sedangkan Cak Nur terlalu fokus dengan kajian diskusi dan intelektual di kalangan menengah ke atas sehingga masalah-masalah sosial yang terjadi p[ada masyarakat kelas bawah luput dari perhatiannya.
oleh karenanya saya lebih cenderung ke Gus Dur karena beliau lebih peduli terhadap orang yang tertindas di kalangan yang tersisih di bandingkan Cak Nur.
bahkan untuk masalah Jilbab yang menjadi perbincangan hangat pada Dekade 80-an Gus Dur begitu responsif mengeluarkan pemikirannya bahwa fenomena pelarangan jilbab yang terjadi pada saat itu menandai lahirnya kesadaran beragama di kalangan kaum hawa untuk mengidentifikasi diri sebagai seorang muslimah sehingga memutuskan untuk memakai jilbab. sebagai jalan mengikuti syariat.
sedangkan Cak Nur lebih memilih sibuk membahas mengenai gagasan-gagasan pembaruan islam dan forum diskusi paramadina.
saya memang kuliah di paramadina, tapi gak harus kan saya juga menjadi pengagum fanatik Cak Nur?
saya tetap seorang yang merdeka secara pemikiran dan bebas memilih kepada siapa saya akan memihak.
saya pernah sacara lantang menyatakan dalam sebuah forum diskusi di kampus ini bahwa saya hanya islam tanpa embel-embel apapun. saya tak ingin terjebak dalam pengagungan secara berlebihan terhadap seseorang yang sudah meninggal. karena hal ini sudah terjadi di paramadina terhadap cak nur.
di luar semua itu, pemikiran2 cak nur ttg pembaruan islam memang patut di apresiasi, namun saya lebih memilih Gus dur karena pemikiran beliaulah yang saya rasa cocok untuk saya.
baiknya kusudahi catatan hari ini. lain waktu bisa disambung lai :D
kayaknya buku "Gus Dur--: asyik gitu loh!" menarik juga tuh
BalasHapus