{ Cerpen} seindah janji sahabat
Farin bersenandung kecil melangkahkan kakinya menuju SMAN 1 Jakarta tempat ia bersekolah. Sesampainya di sekolah ia segera menghampiri Riska teman karibnya yang sedang duduk di kelas,mereka saling menyapa. Kelas masih sepi,baru ada beberapa murid yang sudah datang. Farin duduk di samping Riska kemudian mengeluarkan boneka horta dari tasnya dan diberikannya boneka itu pada Riska.
“ Ayahku pulang dari Bogor kemarin,dia bawain boneka horta buat aku dan buat kamu juga.” Kata Farin sambil memberikan boneka horta pada Riska.
“ Wah,Ayahmu baik banget Rin. Bilangin makasih yah sama Om Darmawan.” Kata Riska sambil menimang-nimang boneka rumput berbentuk sapi yang bisa tumbuh rumput di bagian atas tubuhnya jika disirami dengan air itu.
Keduanya terus mengobrol tentang boneka horta,bagaimana cara memainkannya,mereka bertaruh siapa diantara mereka yang mampu membuat bonekanya tumbuh rumput setinggi mungkin. Sedangkan Andri yang sedang duduk di samping bangku mereka memasang muka masam,ia merasa terganggu dengan celotehan dua remaja putri itu. Dia bangkit berdiri, dan tanpa sengaja Andri menyenggol tangan Farin yang sedang memegang boneka hingga membuat boneka Horta di tangan Farin terjatuh dan terinjak oleh kaki Andri . Farin dan Riska terkejut Bukan main.
“ Bonekaku…!!!!” Farin terpekik,ia bangkit dan memungut boneka Hortanya yang telah hancur.” Kenapa bonekaku kamu injak?” Tanyanya seraya menatap Andri nanar.
“ Aku gak sengaja” kata Andri datar.
“ Tapi lihat ini,bonekaku jadi hancur gara-gara kamu!” Kata Farin,dia mulai marah
“ Udah kubilang aku gak sengaja!” Kata Andri sambil berlalu pergi tanpa peduli Farin yang mulai menangis.
Riska membantu Farin memunguti serpihan boneka Farin yang sudah hancur. Farin terisak menatap bonekanya yang sudah tak berbentuk lagi. Riska berusaha menghibur sahabat karibnya itu.
“ Kok Andri tega banget sih nginjek bonekaku?” kata Farin di sela isak tangis.
“ Udah Rin,jangan nangis lagi. Tadi kan Andri udah bilang dia gak sengaja.” Kata Riska
“Tapi bonekaku jadi hancur begini,ini kan oleh-oleh yang dibawa Ayah dari Bogor,aku harus bilang apa sama Ayah?”
“ Kalo kamu mau,kamu ambil aja boneka horta punyaku biar Ayah kamu gak marah.”
“ Enggak Ris,itu kan punyamu. Lagian bentuknya beda. Biar aku bilang aja yang sejujurnya sama Ayah nanti,mudah-mudahan Ayah gak marah.”
“ Yaudah,sekarang kamu jangan nangis lagi yah. Ayo,aku antar ke toilet Buat cuci muka.”
Farin mengangguk,Riska mengantarnya pergi ke toilet untuk mencuci muka dan menenangkan diri. Ketika mereka kembali kelas sudah penuh,dan sebentar lagi pelajaran akan dimulai. Farin dan teman-temannya mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh hingga bel istirahat berBunyi. Farin mengajak Riska kekantin,mereka pun pergi ke kantin bersama-sama.
Dikantin mereka bertemu dengan Lina, Farin mengenalkan Lina pada Riska. Lina merupakan sepupu Andri dan tinggal bersama dengan keluarga Andri,tapi di SMAN 1 ini Lina dan Andri tidak satu kelas. Farin lebih menyukai Lina yang ramah dan bersahabat daripada Andri yang selalu ketus dan sinis terhadapnya.
###
Sore itu Andri berjalan-jalan di halaman depan rumahnya yang luas, ia mengedarkan pandangan ke sekeliling,dari pagar pembatas ia bisa melihat Farin yang sedang duduk di beranda rumahnya,menanti kedatangan Ayahnya. Begitu motor Pak Darmawan memasuki halaman rumah,Farin segera berdiri. Pak Darmawan tersenyum melihat anak kesayangannya,tapi ia agak heran melihat putrinya berwajah murung.
“ Ayah….maafin Farin ya,Farin tidak bisa menjaga pemberian dari Ayah.” kata Farin seraya menunjukkan boneka hortanya yang sudah hancur.
“ Mengapa bisa sampai seperti ini bonekanya?” tanya pak Darmawan
“ Bonekanya jatuh,terus terinjak makanya jadi hancur begini. Maafin Farin ya Ayah…”
“Sudah,jangan sedih lagi. Nanti ayah belikan yang baru.”
“ Ayah gak marah kan?”
“ Ayah gak mungkin marah kalo anak Ayah berkata jujur.” Kata Pak Darmawan sambil mengelus rambut anaknya. Farin memeluknya dengan bahagia,lalu keduanya pun masuk ke dalam rumah.
###
Pagi itu,ketika Farin tiba di kelas belum ada siapapun kecuali Andri. Dia sedang duduk di bangkunya seorang diri,melihat kehadiran Farin,Andri segera bangkit berdiri dan berjalan keluar kelas. Namun Farin mencegatnya.
“ Ndri,aku mau ngomong sama kamu.” Ucap Farin.
“ Ngomong apa sih? Sok penting banget!” kata Andri ketus.
“Aku mau tanya sama kamu,kenapa kamu selalu sinis sama aku. Kamu juga sering jahilin aku,padahal aku lihat sama temen-temen yang lain kamu gak kayak gitu. Kenapa Ndri?apa salahku sama kamu?”
“ Aku benci sama kamu!”
“ Kamu membenciku? Apa aku punya salah sama kamu?” tanya Farin heran.
“Kamu emang gak punya salah apa-apa sama aku,aku benci sama kamu karena aku iri sama kamu sebab kamu punya semua yang aku gak punya!”
“ Maksud kamu apa Ndri? aku gak ngerti.”
“ Dengar,kamu punya orangtua yang sayang banget sama kamu sedangkan orangtuaku selalu sibuk diluar gak pernah ada waktu buat aku. Dan kamu juga punya temen-temen yang selalu setia mendukungmu di saat apapun,sedangkan aku? Gak ada satu orangpun yang bener-bener tulus berteman sama aku. Mereka mau berteman sama aku karena ku kaya dan aku pinter,coba kalo aku miskin dan bodoh,apa mereka masih mau temenan sama aku?”
“ Kamu salah Ndri,banyak kok temen-temen disini yang tulus mau berteman dengan kamu.” Kata Farin.
“ Alah,kamu gak tau sih gimana rasanya ditinggalin temen,karena kamu selalu dikelilingi orang-orang yang menyayangimu. Dulu waktu tinggal di Surabaya aku difitnah mencuri uang kas,padahal aku tak melakukannya. Dan temen-temen yang dulu muji-muji aku berbalik mencemoohku dan gak mau lagi berteman sama aku. Saat aku terbukti gak bersalah,mereka semua minta maaf dan pengen berteman lagi sama aku. Apa itu yang namanya teman? Ada waktu senang aja sedangkan waktu susah malah ditinggalin.”
“ Tapi temen-temen disini gak kayak gitu Ndri,kamu gak bisa menyamakan kami dengan temen-temenmu di Surabaya.”
“ Percuma ngomong sama kamu,kamu gak bakalan mengerti apa yang aku rasakan karena hidup kamu selalu diliputi keberuntungan. Jika aku bisa meminta kepada Tuhan,aku lebih memilih hidup sederhana tapi diliputi keberuntungan sepertimu.”
Andri berbalik dan pergi meninggalkan Farin yang berdiri terpaku. Farin tak tahu harus berkata apa,saat ia termenung tiba-tiba Lina menghampirinya.
“ Kamu diapain lagi sama Andri ,Far?” tanya Lina.
“ Aku gak diapa-apain kok. Tadi kita cuma ngobrol.” Kata Farin.
“ Aku denger dari Riska kamu sering di jahilin sama Andri ya?”
Farin terdiam tak menjawab.
“ Aku mewakili Andri minta maaf ya sama kamu Rin,Andri memang gitu orangnya. Dia agak susah bergaul dengan orang lain. Sejak kecil dia sudah sering pindah-pindah sekolah ikut orang tuanya,aku sendiri setelah kedua orang tuaku meninggal juga ikut pindah-pindah sama mereka. Tolong kamu jangan musuhin Andri ya Far,sebenarnya di itu kekurangan kasih sayang. Om Hendra dan Tante Fransisca selalu sibuk bekerja,gak ada waktu buat Andri. Andri jadi kesepian dan suka menyendiri,aku harap kamu mau jadi temannya.”
Farin hanya bisa mengangguk pelan. Bel tanda masuk berbunyi,Lina kembali ke kelasnya dan Farin melangkah gontai ke bangkunya kemudian duduk di sana. Hari itu dia baru tahu siapa sebenarnya Andri.
###
Minggu sore yang tenang,Farin dikejutkan oleh kedatangan Lina kerumahnya yang panik mencari Andri. Lina mengatakan bahwa Andri pergi sejak pagi dan sampai sekarang belum kembali,Lina terlihat sangat cemas. Sedangkan Farin sendiri tidak tahu menahu soal kemana perginya Andri.
Tak lama kemudian Pak Wintarto kepala pelayan di rumah Andri mengabarkan bahwa Andri sekarang sedang di rumah sakit karena kecelakaan. Farin dan Lina terkejut mendengarnya,mereka bergegas ke rumah sakit untuk mengetahui keadaan Andri. Sesampainya di rumah sakit mereka segera menemui Andri di ruang perawatan.
“ Ya ampun Andri,kok bisa begini sih?kamu kemana aja seharian ini?kenapa gak pake supir buat nganterin kamu?aku sama Pak Wintarto cemas banget mikirn kamu,kami nyari kamu kemana-mana.” Lina nyerocos terus tanpa henti.
“ Aku baik-baik aja kok Lin.” Hanya itu kata yang keluar dari mulut Andri.
“ Aduh,gara-gara panik aku jadi kebelet pipis. Aku ke toilet dulu ya.” Lina pun meninggalkan Andri dengan Farin berdua. Sedangkan Pak Wintarto sedang mengurus biaya perawatan Andri.
“ Far,aku punya sesuatu buat kamu.” Andri mengeluarkan sesuatu dari balik selimutnya dan memberikannya pada Farin,Farin terbelalak melihatnya.
“ Boneka Horta? Darimana kau mendapatkannya Ndri?” tanya Farin
“ Seharian ini aku mencarinya di Bogor,ini sebagai permintaan maafku ke kamu. Kamu mau gak maafin semua kesalahanku sama kamu selama ini?”
“ Iya,aku udah maafin kamu kok. Makasih ya boneka hortanya.” Kata Farin seraya tersenyum.
“ Aku sadar,selama ini aku udah salah. Aku iri karena kamu punya semua hal yang aku impikan selama ini,orang tua yang care dan temen-temen yang solid. Tapi gak seharusnya aku berbuat jahat sama kamu,karena kamu gak salah apa-apa. Sekali lagi maafin aku yah Rin. Kamu mau kan jadi temanku?”
Farin kembali tersenyum,” Tentu saja,dan aku akan membagi keberuntungan aku sama kamu.” Ujarnya
“ Oya? Gimana caranya?” tanya Andri penasaran.
“ Kita akan cari tahu caranya bersama,karena teman yang baik akan selalu berbagi dengan kawannya yang lain.”
Andri tersenyum mendengarnya.
-SELESAI-
“ Ayahku pulang dari Bogor kemarin,dia bawain boneka horta buat aku dan buat kamu juga.” Kata Farin sambil memberikan boneka horta pada Riska.
“ Wah,Ayahmu baik banget Rin. Bilangin makasih yah sama Om Darmawan.” Kata Riska sambil menimang-nimang boneka rumput berbentuk sapi yang bisa tumbuh rumput di bagian atas tubuhnya jika disirami dengan air itu.
Keduanya terus mengobrol tentang boneka horta,bagaimana cara memainkannya,mereka bertaruh siapa diantara mereka yang mampu membuat bonekanya tumbuh rumput setinggi mungkin. Sedangkan Andri yang sedang duduk di samping bangku mereka memasang muka masam,ia merasa terganggu dengan celotehan dua remaja putri itu. Dia bangkit berdiri, dan tanpa sengaja Andri menyenggol tangan Farin yang sedang memegang boneka hingga membuat boneka Horta di tangan Farin terjatuh dan terinjak oleh kaki Andri . Farin dan Riska terkejut Bukan main.
“ Bonekaku…!!!!” Farin terpekik,ia bangkit dan memungut boneka Hortanya yang telah hancur.” Kenapa bonekaku kamu injak?” Tanyanya seraya menatap Andri nanar.
“ Aku gak sengaja” kata Andri datar.
“ Tapi lihat ini,bonekaku jadi hancur gara-gara kamu!” Kata Farin,dia mulai marah
“ Udah kubilang aku gak sengaja!” Kata Andri sambil berlalu pergi tanpa peduli Farin yang mulai menangis.
Riska membantu Farin memunguti serpihan boneka Farin yang sudah hancur. Farin terisak menatap bonekanya yang sudah tak berbentuk lagi. Riska berusaha menghibur sahabat karibnya itu.
“ Kok Andri tega banget sih nginjek bonekaku?” kata Farin di sela isak tangis.
“ Udah Rin,jangan nangis lagi. Tadi kan Andri udah bilang dia gak sengaja.” Kata Riska
“Tapi bonekaku jadi hancur begini,ini kan oleh-oleh yang dibawa Ayah dari Bogor,aku harus bilang apa sama Ayah?”
“ Kalo kamu mau,kamu ambil aja boneka horta punyaku biar Ayah kamu gak marah.”
“ Enggak Ris,itu kan punyamu. Lagian bentuknya beda. Biar aku bilang aja yang sejujurnya sama Ayah nanti,mudah-mudahan Ayah gak marah.”
“ Yaudah,sekarang kamu jangan nangis lagi yah. Ayo,aku antar ke toilet Buat cuci muka.”
Farin mengangguk,Riska mengantarnya pergi ke toilet untuk mencuci muka dan menenangkan diri. Ketika mereka kembali kelas sudah penuh,dan sebentar lagi pelajaran akan dimulai. Farin dan teman-temannya mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh hingga bel istirahat berBunyi. Farin mengajak Riska kekantin,mereka pun pergi ke kantin bersama-sama.
Dikantin mereka bertemu dengan Lina, Farin mengenalkan Lina pada Riska. Lina merupakan sepupu Andri dan tinggal bersama dengan keluarga Andri,tapi di SMAN 1 ini Lina dan Andri tidak satu kelas. Farin lebih menyukai Lina yang ramah dan bersahabat daripada Andri yang selalu ketus dan sinis terhadapnya.
###
Sore itu Andri berjalan-jalan di halaman depan rumahnya yang luas, ia mengedarkan pandangan ke sekeliling,dari pagar pembatas ia bisa melihat Farin yang sedang duduk di beranda rumahnya,menanti kedatangan Ayahnya. Begitu motor Pak Darmawan memasuki halaman rumah,Farin segera berdiri. Pak Darmawan tersenyum melihat anak kesayangannya,tapi ia agak heran melihat putrinya berwajah murung.
“ Ayah….maafin Farin ya,Farin tidak bisa menjaga pemberian dari Ayah.” kata Farin seraya menunjukkan boneka hortanya yang sudah hancur.
“ Mengapa bisa sampai seperti ini bonekanya?” tanya pak Darmawan
“ Bonekanya jatuh,terus terinjak makanya jadi hancur begini. Maafin Farin ya Ayah…”
“Sudah,jangan sedih lagi. Nanti ayah belikan yang baru.”
“ Ayah gak marah kan?”
“ Ayah gak mungkin marah kalo anak Ayah berkata jujur.” Kata Pak Darmawan sambil mengelus rambut anaknya. Farin memeluknya dengan bahagia,lalu keduanya pun masuk ke dalam rumah.
###
Pagi itu,ketika Farin tiba di kelas belum ada siapapun kecuali Andri. Dia sedang duduk di bangkunya seorang diri,melihat kehadiran Farin,Andri segera bangkit berdiri dan berjalan keluar kelas. Namun Farin mencegatnya.
“ Ndri,aku mau ngomong sama kamu.” Ucap Farin.
“ Ngomong apa sih? Sok penting banget!” kata Andri ketus.
“Aku mau tanya sama kamu,kenapa kamu selalu sinis sama aku. Kamu juga sering jahilin aku,padahal aku lihat sama temen-temen yang lain kamu gak kayak gitu. Kenapa Ndri?apa salahku sama kamu?”
“ Aku benci sama kamu!”
“ Kamu membenciku? Apa aku punya salah sama kamu?” tanya Farin heran.
“Kamu emang gak punya salah apa-apa sama aku,aku benci sama kamu karena aku iri sama kamu sebab kamu punya semua yang aku gak punya!”
“ Maksud kamu apa Ndri? aku gak ngerti.”
“ Dengar,kamu punya orangtua yang sayang banget sama kamu sedangkan orangtuaku selalu sibuk diluar gak pernah ada waktu buat aku. Dan kamu juga punya temen-temen yang selalu setia mendukungmu di saat apapun,sedangkan aku? Gak ada satu orangpun yang bener-bener tulus berteman sama aku. Mereka mau berteman sama aku karena ku kaya dan aku pinter,coba kalo aku miskin dan bodoh,apa mereka masih mau temenan sama aku?”
“ Kamu salah Ndri,banyak kok temen-temen disini yang tulus mau berteman dengan kamu.” Kata Farin.
“ Alah,kamu gak tau sih gimana rasanya ditinggalin temen,karena kamu selalu dikelilingi orang-orang yang menyayangimu. Dulu waktu tinggal di Surabaya aku difitnah mencuri uang kas,padahal aku tak melakukannya. Dan temen-temen yang dulu muji-muji aku berbalik mencemoohku dan gak mau lagi berteman sama aku. Saat aku terbukti gak bersalah,mereka semua minta maaf dan pengen berteman lagi sama aku. Apa itu yang namanya teman? Ada waktu senang aja sedangkan waktu susah malah ditinggalin.”
“ Tapi temen-temen disini gak kayak gitu Ndri,kamu gak bisa menyamakan kami dengan temen-temenmu di Surabaya.”
“ Percuma ngomong sama kamu,kamu gak bakalan mengerti apa yang aku rasakan karena hidup kamu selalu diliputi keberuntungan. Jika aku bisa meminta kepada Tuhan,aku lebih memilih hidup sederhana tapi diliputi keberuntungan sepertimu.”
Andri berbalik dan pergi meninggalkan Farin yang berdiri terpaku. Farin tak tahu harus berkata apa,saat ia termenung tiba-tiba Lina menghampirinya.
“ Kamu diapain lagi sama Andri ,Far?” tanya Lina.
“ Aku gak diapa-apain kok. Tadi kita cuma ngobrol.” Kata Farin.
“ Aku denger dari Riska kamu sering di jahilin sama Andri ya?”
Farin terdiam tak menjawab.
“ Aku mewakili Andri minta maaf ya sama kamu Rin,Andri memang gitu orangnya. Dia agak susah bergaul dengan orang lain. Sejak kecil dia sudah sering pindah-pindah sekolah ikut orang tuanya,aku sendiri setelah kedua orang tuaku meninggal juga ikut pindah-pindah sama mereka. Tolong kamu jangan musuhin Andri ya Far,sebenarnya di itu kekurangan kasih sayang. Om Hendra dan Tante Fransisca selalu sibuk bekerja,gak ada waktu buat Andri. Andri jadi kesepian dan suka menyendiri,aku harap kamu mau jadi temannya.”
Farin hanya bisa mengangguk pelan. Bel tanda masuk berbunyi,Lina kembali ke kelasnya dan Farin melangkah gontai ke bangkunya kemudian duduk di sana. Hari itu dia baru tahu siapa sebenarnya Andri.
###
Minggu sore yang tenang,Farin dikejutkan oleh kedatangan Lina kerumahnya yang panik mencari Andri. Lina mengatakan bahwa Andri pergi sejak pagi dan sampai sekarang belum kembali,Lina terlihat sangat cemas. Sedangkan Farin sendiri tidak tahu menahu soal kemana perginya Andri.
Tak lama kemudian Pak Wintarto kepala pelayan di rumah Andri mengabarkan bahwa Andri sekarang sedang di rumah sakit karena kecelakaan. Farin dan Lina terkejut mendengarnya,mereka bergegas ke rumah sakit untuk mengetahui keadaan Andri. Sesampainya di rumah sakit mereka segera menemui Andri di ruang perawatan.
“ Ya ampun Andri,kok bisa begini sih?kamu kemana aja seharian ini?kenapa gak pake supir buat nganterin kamu?aku sama Pak Wintarto cemas banget mikirn kamu,kami nyari kamu kemana-mana.” Lina nyerocos terus tanpa henti.
“ Aku baik-baik aja kok Lin.” Hanya itu kata yang keluar dari mulut Andri.
“ Aduh,gara-gara panik aku jadi kebelet pipis. Aku ke toilet dulu ya.” Lina pun meninggalkan Andri dengan Farin berdua. Sedangkan Pak Wintarto sedang mengurus biaya perawatan Andri.
“ Far,aku punya sesuatu buat kamu.” Andri mengeluarkan sesuatu dari balik selimutnya dan memberikannya pada Farin,Farin terbelalak melihatnya.
“ Boneka Horta? Darimana kau mendapatkannya Ndri?” tanya Farin
“ Seharian ini aku mencarinya di Bogor,ini sebagai permintaan maafku ke kamu. Kamu mau gak maafin semua kesalahanku sama kamu selama ini?”
“ Iya,aku udah maafin kamu kok. Makasih ya boneka hortanya.” Kata Farin seraya tersenyum.
“ Aku sadar,selama ini aku udah salah. Aku iri karena kamu punya semua hal yang aku impikan selama ini,orang tua yang care dan temen-temen yang solid. Tapi gak seharusnya aku berbuat jahat sama kamu,karena kamu gak salah apa-apa. Sekali lagi maafin aku yah Rin. Kamu mau kan jadi temanku?”
Farin kembali tersenyum,” Tentu saja,dan aku akan membagi keberuntungan aku sama kamu.” Ujarnya
“ Oya? Gimana caranya?” tanya Andri penasaran.
“ Kita akan cari tahu caranya bersama,karena teman yang baik akan selalu berbagi dengan kawannya yang lain.”
Andri tersenyum mendengarnya.
-SELESAI-
Komentar
Posting Komentar